Selasa, 27 Oktober 2015

Agama



AGAMA, PENGERTIAN DAN FUNGSINYA
A.PENGERTIAN AGAMA
Ø  Agama (terjemahan dari Religion):
-          Sistim penyembahan,
-          Penghidmatan pada Tuhan,
-          Kewajiban yang mengikat manusia terhadap kekuasaan Yang Maha Tinggi
-          Sering/berkali-kali membaca kitab suci.
-          Bagi Komunis agama adalah: candu rakyat.
Ø  Menurut Islam, agama adalah terjemahan dari kata:  
            ad-din ( الدين ) dan al-millah ( الملّة ( yang terdapat dalam Al-Qur’an,
            juga dari perkataan asy-syari’ah / الشريعة (dalam arti luas)  yang biasa dipergunakan dalam Ilmu Fiqh.
v  Menurut bahasa ad-din ( الدين ) berarti: Patuh; Pembalasan; Perlakuan; Pergaulan.
v  Menurut istilah ad-din ( الدين ) berarti:
 Petunjuk yang diturunkan oleh Tuhan (Allah) kepada para Rasul-Nya baik yang berhubungan dengan Aqidah maupun yang berhubungan dengan Syari’ah agar mereka menyampaikan kepada umat manusia untuk kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat.
v  Menurut bahasa al-millah ( الملّة ( berarti: Dikte.
v  Menurut istilah al-millah ( الملّة ( berarti: 
Sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan (Allah)  dimana manusia tidak dapat membantahnya. 
v  Menurut bahasa asy-syari’ah/ الشريعة (dalam arti luas) berarti:  Jalan lurus; Mata air.
v  Menurut istilah asy-syari’ah/ الشريعة (dalam arti luas)  berarti:
Petunjuk  dan bimbingan yang benar yang diturunkan oleh Allah yang dapat menyegarkan rohani manusia sebagaimana air dapat menyegarkan jasmani manusia.
                 Agama yang dimaksud ISLAM?
           
“Sesungguhnya agama disisi Allah adalah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu karena kedengkian diantara mereka. Siapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Ali Imran: 19)
B.MANUSIA DAN AGAMA
Ø  Jati diri manusia sebagai khalifah
Ø  Fitrah Keberagamaan atau Berketuhanan
Ø  Fungsi Agama bagi kehidupan manusia
What Is Man?
“The question has been asked times and again, but it is hard to find a comprehensive answer”
Ø  Aliran psikoanalisis: “manusia sebagai homo volens atau makhluk yang selalu digerakkan oleh keinginan-keinginan.”
Ø  Aliran behaviorisme: “manusia sebagai homo mechanicus karena manusia digerakkan semaunya oleh lingkungan.”
Ø  Aliran kognitif: “homo sapiens yaitu makhluk yang aktif  mengorganisasikan  dan mengolah stimuli yang diterimanya.”
Ø  Aliran humanisme: “Homo ludens, yaitu pelaku aktif dalam merumuskan energi transaksional dengan lingkungannya”
Ø  Al-Qur’an: “manusia adalah  homo  theophani atau makhluk berketuhanan yang harus selalu merepresentasikan kehendak Tuhan di muka bumi (KHALIFAH FIL-ARDH)”
Manusia diberi amanah oleh Allah berupa tugas dan tanggung jawab (taklif) sebagai khalifah fil-ardh agar dilaksanakan di dalam kehidupan dunia sebaik-baiknya.
Amanah ini telah ditawarkan kepada makhluk-makhluk lain, tapi semuanya enggan menerimanya, kecuali manusia.
           
            “Sesungguhnya kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan  untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan mampu melaksanakannya (karena berat), lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.“(al-Ahzab:72)
Manusia yang telah menerima amanah itu tentu berhak memperoleh keistimewaan sebagai konsekuensi logis dari tugas kekhalifahannya di muka bumi. Keistimewaan itu antara lain semua ciptaan Allah di bumi diperuntukkan baginya.

“Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Baqarah: 29)
            Ahmad Musthafa al-Maragi (dalam Tafsir al-Maragi), menyebutkan bahwa ada empat modalitas yang diberikan oleh Allah kepada manusia (ia menyebutnya hidayah dari Allah):
-          Hidayatul Ilham (insting)
-          Hidayatul Hawwasy (Indra)
-          Hidayatul ‘aql (Intelegensi)
-          Hidayatul adyan wasy-syara’i (Agama dan hukum syariat)
Hukum-hukum agama ini sangat penting untuk menata kehidupan secara fardhiyah (individual) maupun jamaiyah (sosial).
Secara naluri,  kebaragamaan (kebertuhanan) telah diinjeksikan kedalam jiwa manusia, yang lazim disebut fitrah keberagamaan (kebertuhanan).
Fitrah ini akan tersambung (connected) dengan hukum-hukum agama yang Allah turunkan melalui kitab suci.
ü  Fitrah Keberagamaan (Kebertuhanan)

Kecenderungan manusia berketuhanan telah ditanam sejak masa konsepsi sehingga ia menjadi  pembawaan lahir dalam diri manusia.


Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh meraka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” (Al-A’raf: 172).
Ø  Kecenderungan berketuhanan yang dibawa sejak lahir itu kemudian dikenal dengan istilah fitrah berketuhanan (keberagamaan).

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah dari Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (ar-Rum: 30).
Contoh kasus:  Nabi Ibrahim AS; Firaun
ü  Fungsi Agama bagi Kehidupan Manusia

v  Fungsi agama dari aspek personal (kesalehan individual):
Ø   Fungsi edukasi dan bimbingan
Agama memberikan edukasi kepada manusia melalui risalah yang dibawa oleh para nabi dan rasul. Agama mengajarkan segala sesuatu yang diperlukan dalam mencapai tujuan hidup manusia.
“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan)  kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu kitab (Al-Qur’an) dan hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.” (al-Baqarah: 151)
Ø  Fungsi Penyelamatan
            Agama memberi jalan untuk memperoleh keselamatan, mengatasi berbagai krisis dan mampu memenangkan pertarungan melawan kemungkaran, kezaliman, dan segala bentuk ketidakadilan. Allah akan memberikan jalan keselamatan apabila seseorang menjalankan ajaran agama dengan baik. 
“Dengan (kitab) itulah Allah menunjuki orang2 yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang2 itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (al-Maidah: 16)
Ø  Fungsi  Tabsyir ( kabar gembira) dan Inzar (peringatan)
Agama memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang mengikuti jalan kebenaran dan memberikan peringatan bagi orang-orang yang mengikuti jalan kesesatan.
           
“Dan tidakalah Kami utus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan untuk memberi peringatan. Siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”  (Al-An’am: 48)
v Fungsi agama dari aspek sosial:
Ø   Fungsi ukhuwah (persaudaraan seiman)
Agama mempersaudarakan antar sesama iman tanpa memandang apapaun etnis, bahasa atau warna kulitnya . Potensi-potensi yang dapat mengancam keretakan ukhuwah (persaudaraan seiman) harus direduksi dengan upaya-upaya semacam islah (perbaikan/perdamaian).
           
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (al-Hujurat: 10)
Contoh kasus: Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan antara muhajirin dan anshar.
Ø  Fungsi kontrol sosial
Agama memberi legitimasi untuk melakukan kontrol terhadap perilaku sosial masyarakat. Setiap perilaku dan anggota masyarakat harus sesuai dengan norma-norma agama. Sikap yang sesuai dengan norma agama harus didukung dan yang bertentangan dengan norma agama harus dihentikan.
Fungsi ini oleh Al-Qur’an diperkenalkan dengan istilah amar ma’ruf nahi munkar.

“Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang ma’ruf (Baik) dan mencegah dari yang mungkar  (keburukan) dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran: 104)
Ø  Fungsi Penyadaran Peran Sosial
Agama menyadarkan manusia bahwa orang-orang yang berada dalam kondisi yang kurang beruntung adalah orang-orang yang perlu dibantu, disantuni dan dibimbing. Penyadaran peran sosial itu seperti keharusan berzakat, berinfak, memberi makan anak yatim, tidak menghardik peminta-minta dan sebagainya.

“Dan pada harta mereka ada hak untuk orang miskin, baik yang meminta maupun yang tidak meminta.” (Az-Zariyat: 19).


“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak mendorong memberi makan orang miskin” (Al-Maa’un: 1-3)
C.Agama dan Peraturan
          Agama Islam adalah wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW.
Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini terdiri atas dua bagian:
Ø   Pertama: Wahyu dari Allah yang dibacakan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW
Ø   Kedua: Wahyu yang tidak dibacakan oleh Malaikat Jibril tetapi diilhamkan kepada Nabi Muhammad SAW
v  Hukum Islam yang diambil langsung secara tekstual dari Nash (Al-Qur’an dan Sunnah) disebut Syariah (dalam arti sempit).
Contoh: keharusan mendirikan Shalat.
v  Hukum Islam yang diijtihadkan  (disimpulkan dengan upaya maksimal) oleh para ulama mujtahid dari Nash (Al-Qur’an dan Sunnah) disebut Fiqh.

D.AGAMA DAN KEBANGSAAN
Ø  Cinta kepada tanah air sebagian dari iman
Ø  Toleransi beragama dalam Islam
ü  Cinta Kepada Tanah Air Sebagian dari Iman

v  Islam bukanlah agama anti kebangsaan. Islam menjelaskan bahwa bahwa Allah telah menciptakan manusia berkelompok-kelompok, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa adalah untuk tujuan perdamaian melalui hubungan yang baik yang didahului oleh adanya saling pengertian dan saling mengenal. Akan tetapi kepentingan agama harus didahulukan dari kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. 
“Wahai manusia, seesungguhnya kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (al-Hujurat:13)
v Kemakmuran dari suatu bangsa disebabkan oleh adanya kebaktian dari masyarakatnya.
v Sebaliknya keruntuhan suatu bangsa faktor utamanya adalah kurang cintanya masyarakat terhadap tanah airnya sehingga bangsa lain dapat datang dengan mudah untuk menjajahnya.
Ø  Islam memandang bahwa cinta tanah air sebagian dari iman:
حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الْإِيْمَانِ
“Cinta Tanah air itu adalah sebagian dari iman.”
ü  Toleransi Beragama dalam Islam
Islam menganut prinsip kebebasan beragama dan menghormati agama-agama lain serta melarang pemaksaaan terhadap orang lain agar memeluk Islam. 

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) Agama (Islam), sesungguhnya  telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada Thagut (apa yang disembah selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.” (al-Baqarah: 256)
v  Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa Allah memberi kebebasan bagi manusia untuk beriman atau tidak beriman. Kebebasan ini bukan bersumber dari kekuatan manusia, tetapi merupakan anugerah dari Allah, karena jika Allah menghendaki, maka tentulah seluruh manusia yang ada di bumi ini beriman kepada Allah.


“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman? Dan tidak seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah. Dan Allah menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak menggunakan akalnya.” (Yunus: 99-100)
ü  Penghormatan Islam terhadap Agama Lain
Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa Allah memerintahkan untuk menghormati agama lain.

“(Yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata: “Tuhan kami adalah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia terhadap sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang didalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (al-Hajj: 40).
v  Al-Qur’an juga telah menjelaskan bahwa Allah melarang keras Umat Islam untuk mencaci atau melakukan penghinaan terhadap keyakinan dan simbol-simbol yang dipercayai oleh pemeluk agama lain.

“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka akan (balas) memaki Allah tanpa dasar penegtahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik apa yang mereka kerjakan. Kemudian kepada Tuhan-lah tempat kembali mereka, lalu Ia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (al-An’am: 108)






0 komentar:

Posting Komentar